BEKERJA KERAS, TANPA MENGENAL WAKTU
(PETERNAK LELE)
Saat kumandang azan shubuh bergema
di langit hitam kemerahan Pandantoyo, Kecamatan Ngancar. Seorang pria 47 tahun
bergegas Sholat dan mengawali aktivitas hari - harinya menuju ke peternakan
lele miliknya, meskipun peternakan lele tersebut sudah berjalan selama 6 bulan.
Tidak hanya itu saja setelah menjalani aktivitas memberi makan
lele dan
sebagainya
Rupanya,
Bapak Budi (47) baru saja selesai memberikan makanan dan memberikan obat serta
membersihkan kolam lele, Bapak Budi langsung mempersiapkan diri untuk bekerja
sebagai KAUR PEMERINTAHAN di Desa Pandantoyo. Walaupun di kantor terdapat
pekerjaan yang banyak, tidak mengendorkan Niat Bapak Budi untuk melakukan
aktivitas lainnya. Sepulang dari bekerja sebagai KAUR PEMERINTAHAN, Bapak Budi
langsung ganti baju dan pergi ke sawah, saya
merawat kebun, mencangkul, memangkas rumput dan memberi pupuk serta memanen
buah,” ujar Bapak Budi. Di kebun yang ditanami 1.000 pohon pepaya, 500 pohon
cabai. Itu hanya ditangani oleh seorang saja.
Menjelang
Maghrib, saya langsung menuju ke Pare untuk melakukan penyuluhan mengenai
Peternakan Ikan lele dan mencari bibit ikan lele unggul, meskipun gaji yang
saya terima sedikit dalam penyuluhan tersebut, saya sangat bahagia dalam
menjalani rutinitas tersebut, menurut Bapak Budi.
Pria
asli Pandantoyo ini lebih bersyukur, karena penghasilan yang didapatnya sesuai
dengan apa yang ia kerjakan
“Alhamdulillah, walau diberi penghasilan yang
banyak, saya tetap bersyukur atas rezeki yang didapat,” kata Bapak Budi penuh
syukur.
Pada suatu hari, karena kerja terus menerus tanpa mengenal waktu dan akibatnya kelelahan, Bapak Budi jatuh sakit dan masuk rumah sakit di kota Malang, Ucap Dokter “Bapak Budi, harus menggurangi kegiatan rutinnitasnya, bapak Budi terserang penyakit Vertigo”
Pada suatu hari, karena kerja terus menerus tanpa mengenal waktu dan akibatnya kelelahan, Bapak Budi jatuh sakit dan masuk rumah sakit di kota Malang, Ucap Dokter “Bapak Budi, harus menggurangi kegiatan rutinnitasnya, bapak Budi terserang penyakit Vertigo”
Semenjak terserang penyakit tersebut, Bapak Budi, mengurangi
rutinitasnya, sehingga penghasilan yang diterimanya pun menurun, Walau dalam
keterbatasan perekonomian keluarga tersebut, Bapak Budi tetap bersabar dan
menerima dengan rasa syukur serta menjalin hubungan baik dengan para tetangga,
sehingga jika ada tetangga yang datang malam-malam hutang dan minta bahan –
bahan pokok tetap dilayaninya, “Kasihan mereka hutang dan minta bahan pokok
untuk memenuhi kehidupan sehari-hari,” katanya
Dia selalu mengadakan rapat mengenai seputar
pemeliharaan dan perawatan Ikan lele. “Sehingga Penduduk Pandantoyo yang
rata-rata mayoritas petani holtikultura, sedikit demi sedikit mulai beralih ke
Peternakan Lele, yang mana hasilnya sangat menjanjikan”. Ucap Bapak Budi.
Tidak
jarang Bapak Budi mengikuti kegiatan keagamaan dikampungnya, seperti pengajian
dan lain-lain “Materi agama yang disampaikan sangat menyentuh hati, karena
mengingatkan akan kebesaran dan kemurahan rezeki Allah SWT,” imbuhnya.
Kunci kesuksesanya yaitu kerja
keras, kesabaran dan keuletannya dalam menjalani rutinitasnya, sekarang
Peternakan Ikan yang dikelola oleh Bapak Budi maju dan berkembang, serta
terdengar sampai di Dinas Perikanan Kota Kediri, kota Bandung, Jember, dan
Bekasi. Bapak Budi bercita-cita menjadikan desa Pandantoyo, sebagai
Perkampungan Lele terbesar di JATIM.
Sumber
Berita: Bapak Budi, Pandantoyo. 06/04/2013
Penulis
: Joko Prasetyo, PBSI 4C
(09.1.01.07.0085)
No comments:
Post a Comment