Monday, May 6, 2013

BEKERJA KERAS, TANPA MENGENAL WAKTU (PETERNAK LELE)



BEKERJA KERAS, TANPA MENGENAL WAKTU
(PETERNAK LELE)

Saat kumandang azan shubuh bergema di langit hitam kemerahan Pandantoyo, Kecamatan Ngancar. Seorang pria 47 tahun bergegas Sholat dan mengawali aktivitas hari - harinya menuju ke peternakan lele miliknya, meskipun peternakan lele tersebut sudah berjalan selama 6 bulan. Tidak hanya itu saja setelah menjalani aktivitas memberi makan
lele dan sebagainya
Rupanya, Bapak Budi (47) baru saja selesai memberikan makanan dan memberikan obat serta membersihkan kolam lele, Bapak Budi langsung mempersiapkan diri untuk bekerja sebagai KAUR PEMERINTAHAN di Desa Pandantoyo. Walaupun di kantor terdapat pekerjaan yang banyak, tidak mengendorkan Niat Bapak Budi untuk melakukan aktivitas lainnya. Sepulang dari bekerja sebagai KAUR PEMERINTAHAN, Bapak Budi langsung ganti baju dan pergi ke sawah,  saya merawat kebun, mencangkul, memangkas rumput dan memberi pupuk serta memanen buah,” ujar Bapak Budi. Di kebun yang ditanami 1.000 pohon pepaya, 500 pohon cabai. Itu hanya ditangani oleh seorang saja.
Menjelang Maghrib, saya langsung menuju ke Pare untuk melakukan penyuluhan mengenai Peternakan Ikan lele dan mencari bibit ikan lele unggul, meskipun gaji yang saya terima sedikit dalam penyuluhan tersebut, saya sangat bahagia dalam menjalani rutinitas tersebut, menurut Bapak Budi.
Pria asli Pandantoyo ini lebih bersyukur, karena penghasilan yang didapatnya sesuai dengan apa yang ia kerjakan
 “Alhamdulillah, walau diberi penghasilan yang banyak, saya tetap bersyukur atas rezeki yang didapat,” kata Bapak Budi penuh syukur.  

Pada suatu hari, karena kerja terus menerus tanpa mengenal waktu dan akibatnya kelelahan, Bapak Budi jatuh sakit dan masuk rumah sakit di kota Malang, Ucap Dokter “Bapak Budi, harus menggurangi kegiatan rutinnitasnya, bapak Budi terserang penyakit Vertigo”
Semenjak terserang penyakit tersebut, Bapak Budi, mengurangi rutinitasnya, sehingga penghasilan yang diterimanya pun menurun, Walau dalam keterbatasan perekonomian keluarga tersebut, Bapak Budi tetap bersabar dan menerima dengan rasa syukur serta menjalin hubungan baik dengan para tetangga, sehingga jika ada tetangga yang datang malam-malam hutang dan minta bahan – bahan pokok tetap dilayaninya, “Kasihan mereka hutang dan minta bahan pokok untuk memenuhi kehidupan sehari-hari,” katanya

      Karena kebaikannya ini, dia dikenal banyak orang hingga lingkungan aparat desa Pandantoyo.             Pada suatu hari Bapak Budi mendapat informasi dari Bapak Lurah “ bahwa Bapak Budi akan dijadikan ketua Kelompok Petani, khusus dibidang perikanan. Dan diberikan 10.000 bibit ikan lele unggul “ Bapak Budi tidak menyiakan kesempatan baik ini, bergegas dia langsung kerumah bapak Lurah, dan sanggup menerima amanat yang yang ditunjukan kepada dirinya.
 Dia selalu mengadakan rapat mengenai seputar pemeliharaan dan perawatan Ikan lele. “Sehingga Penduduk Pandantoyo yang rata-rata mayoritas petani holtikultura, sedikit demi sedikit mulai beralih ke Peternakan Lele, yang mana hasilnya sangat menjanjikan”. Ucap Bapak Budi.
          Tidak jarang Bapak Budi mengikuti kegiatan keagamaan dikampungnya, seperti pengajian dan lain-lain “Materi agama yang disampaikan sangat menyentuh hati, karena mengingatkan akan kebesaran dan kemurahan rezeki Allah SWT,” imbuhnya.
Kunci kesuksesanya yaitu kerja keras, kesabaran dan keuletannya dalam menjalani rutinitasnya, sekarang Peternakan Ikan yang dikelola oleh Bapak Budi maju dan berkembang, serta terdengar sampai di Dinas Perikanan Kota Kediri, kota Bandung, Jember, dan Bekasi. Bapak Budi bercita-cita menjadikan desa Pandantoyo, sebagai Perkampungan Lele terbesar di JATIM.




Sumber Berita: Bapak Budi, Pandantoyo. 06/04/2013
Penulis          : Joko Prasetyo, PBSI 4C
                      (09.1.01.07.0085)

No comments:

Post a Comment