Wednesday, May 8, 2013

Tertinggal dari Sejarah “ Patung Ganesha “ di Desa Gadungan Puncu


Nama               :  Moh. Arief Gunawan
NIM                :  09.1.01.07.0109
Kelas               : IV C
Mata Kuliah    : Jurnalistik II
1.      Jenis Berita Tak Langsung ( Feature )

Tertinggal dari Sejarah “ Patung Ganesha “ di Desa Gadungan Puncu

P
UNCU, Kediri Sangat disayangkan jika ada ada peninggalan sejarah namun peninggalan tersebut tidak banyak diketahui oleh masyarakat apalagi masyarakat yang masih ada di sekitar wilayah tersebut. Seperti halnya Patung Ganesha yang terletak di Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Tidak banyak orang yang mengetahui keberdaan Patung bersejarah ini.

“ Patung Ganesha itu sudah ada sebelum saya lahir. Jadi, saya tidak tahu pasti kapan patung ganesha itu ada.” Jelas Pak Legimen laki-laki yang berusia paruh baya itu. Beliau merupakan salah satu warga Dusun Sumber Bahagia Desa Gadungan. Saat ditanya Pak Legimen sedang menaikkan rumput ke atas sepedanya kayuh yang sudah tua. Mungkin usia sepeda itu lebih tua daripada usia beliau. “ Jenengang tanglet mawon dateng juru kunci mas. Mengke ben luwih jelas. Teng mriku wonten juri kuncinya. ( Kamu tanya saja ke juri kuncinya mas. Nanti biar lebih jelas. Disitu ada juri kuncinya.” Tutur Pak Legiman.

Kami pun langsung meluncur ke tempat Patung Ganesha. Sepanjang jalan yang kamik lalui banyak sekali warga yang sedang memetik cabai di kebun. Di kanan kiri  kami pun banyak tertanam buah nanas yang masih muda, mungkin sekitar 1 bulan baru bisa dipanen.

 “ Jenengan lurus mawon mas. Asal mula patung niku kulo nggeh mboten semerap mas, amargi kulo niki senes tiang mriki. Kulo tangklet garwo kulo kok nggeh mboten semerap. Terose patung niku pun wonten sakderingipun garwo kulo lahir mas. Cobi jenenngan tangklet juri kuncinya mawon. ( Kamu lurus saja mas. Asal mulannya Patung Ganesha itu saya juga tidak tahu mas, karena saya bukan orang sini. Saya tanya suami saya ya tidak tahu. Kata suami saya patung itu sudah ada sebelum suami saya lahir. “ Tutur mbak Warti warga Desa Gadungan yang saat itu sedang memanen cabai dikebunnya. Dari beberapa warga yanng saya tanya ( Pak Legiman, mbak Warti, Bu jannah, Mas Yatno, Pak Jamiran dan Pak Suki ) jawaban mereka pun sama mereka tidak tahu pasti tentang dan kapan Patung Ganesha itu ada.

Saya pun sampai di tempat tujuan. Pertama kali kaki saya langkahkan udara dan situasinya pun sudah sangat berbeda. Saya pun langsung bertanya pada 2 orang yang duduk di atas kayu yang sudah dikaitkan antara kayu yang satu dengan kayu yang lain, sehingga kayu itu pun dapat diduduki dengan nyaman. Dari kedua orang tersebut saah satunya adalah juru kunci dari Patung Ganesha. Tanpa membuang waktu saya pun langsung bertanya jawab.

 Patung Ganesha ini ditemukan pada tahun 1964 sebelum G 30 S PKI. Menurut  juru kunci letak patung ganesha awalnya berada di tengah jalan yang biasanya di lalui oleh prajurit kerajaan Singosari yang ingin ke Kediri. Setiap delman yang lewat pasti delaman tersebut akan terguling di tanah. Hal tersebut membuat warga bertanya-tanya. Akhirnya para warga pun ingin menekan batu itu ke bawah, karena tidak berhasil maka para warga menggali batu tersebut yang ternyata merupakan patung berbentuk gajah. Karena mirip gajah warga pun biasa menyebutnya dengan patung Ganesha.

Jika dilihat ada 2 patung. Pertama patung berukuran besar dan yang kedua berukuran kecil. Menurut warga patung yang besar merupakan ibunya dan yang kecil merupakan anaknya. “ Mahkota yang ada di atas kepala gajah yang besar rusak karena seringnya terkikis oleh gesekan delman yang sering lewat di situ” papar Pak Bejo juru kunci Patung Ganesha ini.

“ Patung Ganesha ini juga pernah di bawa ke Museum Kediri, hari ini dibawa besok patung itu sudah ada di tempatnya kembali. Patung Ganesha ada yang menunggu bukan roh bintang tetapi roh manusia. “ Papar Pak Bejo. Dari keajaiban tersebut banyak warga sekitar yang datang, tidak untuk berkunjung namun untuk meminta sesuatu. Tidak hanya warga sekitar saja yang datang untuk memohon sesuatu, banyak warga luar daerah yang datang untuk melakukan hal tersebut seperti warga yang berasal dari Kalimantan, Sumbawa, dan Bali.

No comments:

Post a Comment