Nama : Moh. Arief
Guawan
NIM :
09.1.01.07.0109
Kelas : IV C
Mata Kuliah : Jurnalistik II
2.
Jenis Berita Langsung
Jail Membawa Petaka
P
|
uncu,
Kediri Ibarat
pepatah sudah jatuh tertimpa tanngga juga, sudah mengalami kesusahan ditambah
kemalangan lebih. Itulah nasib buruk yang dialami Sujatmiko salah satu warga
Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Kamis, (11/4) sekitar pukul
14.00 warga diramaikan dengan suara gaduh dari pertunjukkan jaranan yang
diadakan oleh warga Gadungan setiap bulannya. Menurut Jamiran salah satu warga
gadungan kegaduhan itu berawal dari sujatmiko dan ke empat kawannya, “ sekitar
jam 11.00 acara jaranan ini sudzh dimulai dan berjaan tertib, tiba-tiba sekitar
pukul 14.00 ada beberapa orang yang melempar penonton bagian depan dengan
kerikil. Penonton mengira itu hanya kerikil dari pelakon jaranan, tapi
lama-kelamaan kok malah sering kena kerikilnya, dan dilihat pun tempat pelakon
memainkan jaranan tidak ada kerikilnya. Akhirnya, ada salah satu penonton yang
curiga. Dia pergi ke belakang mencari siapa yang melempar kerikil itu, dan di
lihat ternyata Jatmiko dari desa sebelah dan ke empat temanya.” Tutur Pak
Jamiran.
“ Langsung saja saya dekati Jatmiko dan temannya.”
Kata Pak Leman warga yang mengejar Jatmiko dn teman-temannya. “ Setelah Jatmiko
dan temannya curiga dengan saya mereka pun lari, tanpa melihat kanan kiri ada
becak dari sebelah barat yang melaju cukup cepat, jatmiko pun tertabrak tapi
teman-temannya berhasail melarikan diri. Tanpa berpikir panjang warga pun
menyerbu Jatmiko. “ Tutur Pak Leman yang merupakan salah satu penitia keamanan.
Akhirnya setelah warga menghajar warga Jatmiko pun
diserahkan ke Polres terdekat. Warga yang melihat kejadian itu merasa kasihan
pada Jatmiko karena sudah babak belur. “ Melihat kejadian tadi saya tidak tega,
mukanya sudah babak belur, kakinya yang terbenturan dengan becak kelihatan
biru, dan jalannya pincang. Sedangkan temannya yang lain berhasil lolos.
Sungguh kasihan orang itu.” Tutur Warti salah satu warga yang melihat kejadian
itu di TKP.
“ Yo wes ben dirasakne mbak, salah e dewe enek wong
enak-enak ndelok jaranan diantemi kerikil, ben dirasakne, ben kapok ( Ya
biarkan saja mbak, itu salahya sendiri ada orang enak-enak ihat jaranan
dilempari kerikil, biar dirasakan, biar kapok). Ujar Sulastri yang saat itu
juga melihat kejadian tersebut.
No comments:
Post a Comment