Friday, June 7, 2013

MALIOBORO DJOGJA DENGAN KERAMAIANNYA



MALIOBORO
JOGJA

Kalau kita jalan-jalan ke Jogja kurang lengkap kalau tidak mampir keliling pasar disepanjang jalan Malioboro dan masuk kedalam pasar. Dapat kita lihat ketika kita jalan dari alun-alun utara jalan menuju Jl. Malioboro mata kita dimanjakan berbagai pakaian mulai balita sampai lansia semua ada lengkap dan murah, kota Jogja ini kental dengan budaya daerahnya jadi jangan heran kalau sepanjang pasar banyak yang jualan batik, dan kaos bergambar wayang. Memang selama ini kita kenal kawasan Malioboro adalah tempat untuk membeli souvenir dan oleh-oleh khas Jogja
Nah wisata kita kali ini akan berbincang-bincang sekilas tentang Malioboro, teman wisata kita kali adalah Bapak sunardi yang akan menemani kita untuk mengupasa pasar ini, Bapak Sunardi salah satu pedagang souvenir dan sudah lama berjualan disini, saat itu salah satu repoter kelompok kami bertanya tentang omzet kalau liburan dan ramai-ramainya pasar itu,  “Iya, ini kan musim liburan dan bertepatan pula dengan perayaan Sekaten sehingga penjualan naik sampai 100% atau dua kali lipat. Jika hari biasa penghasilan sekitar Rp100.000 sampai Rp200.000, kalau liburan ini bisa mencapai Rp400.000,” ujar Sunardi.
Bapak Sunardi juga mengatakan perayaan Sekaten serta musim liburan merupakan momentum untuk mendapatkan hasil secara lebih maksimal, berbagai wisatawan baik domestik  maupun mencanegara tertarik untuk hadir dan menyaksikan secara langsung perayaan Sekaten, termasuk dengan mengunjungi pusat perdagangan di kawasan Malioboro.
“Barang suvernir yang saya jual juga barang khas Yogya, seperti wayang kulit, wayang golek, peti ukir, mobil-mobilan dari kayu, kaligrafi dari kulit, serta topeng. Itu semua dijual dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp5.000 sampai Rp100.000,” tutur Sunardi.
Setelah kita berbincang-bincang sekilas tentang sovernir dari bapak Sunardi, mari kita berjalan lagi kearah timur dalam pasar, dan kita ketemu seorang ibu pedagang baju batik namanya Ibu  Siti Zumronah, beliau  adalah  salah seorang pedagang baju batik di kawasan Malioboro menuturkan ramainya pengunjung yang berbelanja di Malioboro kali ini, dipengaruhi oleh perayaan Sekaten di kawasan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Selain itu, tutur dia, baju batik sebagai salah satu kekayaan budaya nasional juga masih memiliki daya tarik besar hingga pengunjung semakin meminati. “Kalau pas ramai seperti ini penjualan baju batik meningkat antara 50% sampai 75%, dalam sehari bisa laku sekitar 40 baju batik,” ujar Ibu Siti. Ibu  Siti menambahkan alasan memilih menjual baju batik tidak hanya sekadar menjual baju atau kepada wisatawan, tapi juga turut membantu mempromosikan baju batik sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa yang perlu dipelihara dan tetap diapresiasi.
 (REPORT BY MOH.JAUHARUL HUDA dan BAYU PRASETYO).

1 comment: